Halaman

Selasa, 15 Mei 2012

Anda dan Kesehatan Anda

3 Yohanes 1:2
Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 48; Kisah Para Rasul 20; Imamat 6-7

Ada seorang peternak, berperawakan kuat dengan tinggi 180 cm. Ia seorang pekerja keras dan hidupnya pun keras. Ia selalu makan makanan apapun yang ia inginkan. Daging babi, susu dan telur untuk sarapan. Steak sapi, kentang dan sup daging untuk makan siang. Selain itu, ia juga merokok. Hidup itu menyenangkan sampai ia divonis penyakit mematikan: serangan jantung! Kemudian ia lumpuh selama 4 tahun, sebelum serangan terakhir telak yang mematikan: maut. Contoh klasik seorang yang tidak peduli kesehatan! Sebenarnya ceritanya bisa sama sekali berbeda bagi si peternak.

Alkitab mencatat doa rasul Yohanes bagi para sahabatnya adalah agar mereka selalu dalam keadaan yang baik itu adalah kesehatan jiwa atau jasmani. Karena itu adalah bagian yang Tuhan sediakan bagi orang percaya. Bukan hanya sekedar menikmati kesehatan dan keadaan yang baik, tapi kita perlu untuk memiliki jiwa dan tubuh yang sehat untuk dapat menjalani kehidupan yang efektif dan produktif.

Bagi mereka yang telah berkeluarga dan atau memiliki tanggungan, hasil pekerjaan mereka sangatlah penting untuk dapat menyokong segala kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang dikasihinya.

Jadilah bijak dengan tidak mengabaikan kondisi kesehatan jiwa dan tubuh kita sehingga kita dapat senantiasa maksimal. Dalam tubuh dan jiwa yang sehat terdapat peluang dan potensi untuk menghasilkan yang terbaik bagi Allah dan sesama.

Miliki gaya hidup sehat sebagai bukti Anda mengasihi diri Anda.
 
dikutip:http://renungan-harian-kita.blogspot.com/2012/02/anda-dan-kesehatan-anda.html 

SEMOGA CEPAT SEMBUH AMANG St. HUTAPEA...
TUHAN YESUS MEMBERKATI DAN MENYERTAI

Minggu, 06 Mei 2012


SEJARAH PERKEMBANGAN SEKOLAH MINGGU

Kalau kita menelusuri kembali ke jaman Perjanjian Lama, maka sebenarnya Alkitab telah memberikan perhatian yang serius terhadap pembinaan rohani anak. Pada masa itu pembinaan rohani anak dilakukan sepenuhnya dalam keluarga (Ulangan 6:4-7). Sejak sebelum usia 5 tahun anak telah dididik oleh orang tuanya untuk mengenal Allah Yahweh. Pada masa pembuangan di Babilonia (500 SM), ketika Tuhan menggerakkan Ezra dan para ahli kitab untuk membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat Tuhan, maka dibukalah tempat ibadah sinagoge dimana mereka dapat belajar Firman Tuhan kembali, termasuk diantara mereka adalah anak-anak kecil. Orangtua wajib mengirimkan anak-anaknya yang berusia di bawah 5 tahun ke sekolah di sinagoge. Di sana mereka dididik oleh guru-guru sukarelawan yang mahir dalam kitab Taurat. Anak-anak dikelompokkan dengan jumlah maksimum 25 orang dan dibimbing untuk aktif berpikir dan bertanya, sedangkan guru adalah fasilitator yang selalu siap sedia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Ketika orang-orang Yahudi yang dibuang di Babilonia diijinkan pulang ke Palestina, maka mereka meneruskan tradisi membuka tempat ibadah sinagoge ini di Palestina sampai masa Perjanjian Baru. Tuhan Yesus ketika masih kecil, juga sama seperti anak-anak Yahudi yang lain, menerima pengajaran Taurat di sinagoge. Dan pada usia 12 tahun Yesus sanggup bertanya jawab dengan para ahli Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik anak-anak secara ketat terus berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1 Tim 3:15) dan gereja mula-mula. Namun, tempat untuk mendidik mereka perlahan-lahan tidak lagi dipusatkan di sinagoge tetapi di gereja, tempat jemaat Tuhan berkumpul.
Tetapi sayang sekali pada Abad Pertengahan gereja tidak lagi memelihara kebiasaan mendidik anak seperti abad-abad sebelumnya. Bahkan orang dewasapun tidak lagi mendapatkan pengajaran Firman Tuhan dengan baik. Barulah pada masa Reformasi, gerakan pengembalian kepada pengajaran Alkitab dibangkitkan lagi, dan pendidikan terhadap anak-anak mulai digalakkan kembali, khususnya melalui kelas Katekismus. Untuk itu hanya para pekerja gereja sajalah yang diijinkan untuk terlibat dalam pembinaan. Namun sedikitnya orang yang terlatih untuk mengajarkan kelas Katekismus ini menyebabkan pelayanan anak ini menjadi mundur bahkan perlahan-lahan tidak lagi menjadi perhatian utama gereja dan diadakan hanya sebagai prasyarat bagi anak-anak yang akan menerima konfirmasi (baptis sidi).
Barulah pada abad 18, seorang wartawan Inggris bernama Robert Raikes, digerakkan oleh rasa cinta kepada anak-anak, membuat suatu gerakan yang akhirnya mendorong lahirnya pelayanan Sekolah Minggu! Pada masa akhir abad 18, Inggris sedang dilanda suatu krisis ekonomi yang sangat parah. Setiap orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan anak-anak dipaksa bekerja untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak. Pada saat itu wartawan Robert Raikes, mendapat tugas untuk meliput berita tentang anak-anak gelandangan di Gloucester bagi sebuah harian (koran) milik ayahnya. Apa yang dilihat Robert sangat memprihatinkan sebab anak-anak gelandangan itu harus bekerja dari hari Senin sampai Sabtu.
Apa yang dilakukan anak-anak pada hari Minggu itu? Hari Minggu adalah satu-satunya hari libur mereka sehingga mereka habiskan untuk bersenang-senang, tapi karena mereka tidak pernah mendapat pendidikan (karena tidak bersekolah), anak-anak itu menjadi sangat liar, mereka minum-minum dan melakukan berbagai macam kenakalan dan kejahatan. Melihat keadaan itu Robert Raikes bertekad untuk mengubah keadaan. Ia dengan beberapa teman mencoba melakukan pendekatan kepada anak-anak tersebut dengan mengundang mereka berkumpul di sebuah dapur milik Ibu Meredith di kota Scooty Alley. Di sana selain anak-anak mendapat makanan, mereka juga diajarkan sopan santun, membaca dan menulis. Tapi hal paling indah yang diterima anak-anak di situ adalah mereka mendapat kesempatan mendengar cerita-cerita Alkitab. Pada mulanya pelayanan ini sangat tidak mudah.
Banyak anak-anak itu datang dengan keadaan yang sangat bau dan kotor. Namun dengan cara pendidikan yang disiplin, kadang dengan pukulan rotan, tapi dilakukan dengan penuh cinta kasih, anak-anak itu akhirnya belajar untuk mau dididik dengan baik, sehingga semakin lama semakin banyak anak datang ke dapur Ibu Meredith. Semakin banyak juga guru disewa untuk mengajar mereka, bukan hanya untuk belajar membaca dan menulis tapi juga Firman Tuhan. Perjuangan yang sangat sulit tapi melegakan. Dan dalam waktu 4 tahun sekolah minggu itu semakin berkembang bahkan ke kota-kota lain di Inggris, dan jumlah anak-anak yang datang ke sekolah hari minggu terhitung mencapai 250.000 anak di seluruh Inggris.
Mula-mula, gereja tidak mengakui kehadiran gerakan Sekolah Minggu yang dimulai oleh Robert Raikes ini. Tetapi karena kegigihannya menulis ke berbagai publikasi dan membagikan visi pelayanan anak ke masyarakat Kristen di Inggris, dan juga atas bantuan John Wesley (pendiri gereja Methodis), akhirnya kehadiran Sekolah Minggu diterima oleh gereja. Mula-mula oleh gereja Methodis, akhirnya gereja-gereja protestan lain. Ketika Robert Raikes meninggal dunia thn. 1811, jumlah anak yang hadir di Sekolah Minggu di seluruh Inggris mencapai lebih dari 400.000 anak. Dari pelayanan anak ini, Inggris tidak hanya diselamatkan dari revolusi sosial, tapi juga diselamatkan dari generasi yang tidak mengenal Tuhan.
Gerakan Sekolah Minggu yang dimulai di Inggris ini akhirnya menjalar ke berbagai tempat di dunia, termasuk negara-negara Eropa lainnya dan ke Amerika. Dan dari para misionaris yang pergi melayani ke negara-negara Asia, akhirnya pelayanan anak melalui Sekolah Minggu juga hadir di Indonesia.
 
Sumber:
  Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, halaman 191 - 194, Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 1993.
  Mavis L. Anderson, Pola Mengajar Sekolah Minggu, halaman 5 - 9, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993


Cerita Untuk Anak SEkolah Minggu


Cerita untuk Anak Sekolah Minggu
Semut dan Kepompong
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah.

http://ericgunawan.files.wordpress.com/2011/11/1-free-butterfly-clip-art-l.jpg?w=150&h=150
Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana. Menjadi kepompong memang memalukan! Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau,” ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.
http://ericgunawan.files.wordpress.com/2011/11/semut-dan-kepompong.png?w=150&h=150“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya.
“Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu, ‘kan?”
“Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu-kupu. Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut.
Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan? Karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi, ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
***
“Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Matius 5:44

Jumat, 04 Mei 2012

FIRMAN TUHAN DALAM LAGU

Ayat bacaan: Kolose 3:16
====================
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."

firman dalam laguDi salah satu radio hari ini saya mendengar penyiarnya berkata bahwa ia baru saja dijamah Tuhan lewat salah satu lagu rohani yang ia putar. Saya pernah mengalaminya, dan saya yakin teman-teman pun demikian. Ada kalanya lagu pujian atau penyembahan membawa kesan mendalam dan pada saat-saat tertentu bisa sangat mengena, memberi jawaban terhadap pergumulan yang tengah kita hadapi, menegur atau juga bisa jadi meneguhkan kita yang tengah goyah dalam menghadapi sesuatu yang sulit. Jika ada yang bertanya, bagaimana mungkin itu bisa terjadi, saya akan menjawab mengapa tidak? Lagu-lagu yang biasanya disebut dengan lagu rohani ini bisa berisi firman Tuhan atau setidaknya terinspirasi dari firman di dalam Alkitab. Firman Tuhan itu hidup dan punya kuasa yang luar biasa besarnya, dan jika itu tampil dalam bentuk alunan lagu, maka itu pun bisa berdampak besar pada kita, sama seperti ketika kita membaca atau mendengarkan firman Tuhan lewat kotbah, kaset dan sebagainya. Satu hal yang pasti, Tuhan bisa memakai berbagai media untuk menjadi corongNya untuk berbicara kepada kita, dan lagu merupakan salah satu di dalamnya.

Lagu rohani termasuk lagu pujian dan penyembahan tentu tidak asing lagi bagi kita. Ditengah-tengah menjamurnya lagu-lagu yang mengajarkan banyak hal yang buruk seperti perselingkuhan, obat-obatan, pemutusan hubungan yang dibuat seolah wajar atau dibubuhi alasan-alasan sebagai pembenaran, putus asa dan hal-hal jelek lainnya, lagu-lagu rohani bisa membawa berkat bagi kita. Lagu-lagu rohani tidak jarang sanggup memberi kekuatan, penghiburan atau menggantikan kegelisahan dan kesedihan dengan perasaan damai dan sukacita. Lagu rohani bisa menegur ketika kita salah jalan, juga mampu menebalkan iman kita. Ada banyak pula lagu-lagu rohani dalam bahasa Indonesia yang langsung mengambil firman Tuhan dari alkitab, seperti misalnya "Seperti Rusa" (Mazmur 42:1), "Ujilah Aku Tuhan" (Mazmur 139:23), "Tuhan adalah Gembalaku" (Mazmur 23), "Sejauh Timur dari Barat" (Mazmur 103:12) dan lain-lain. Hari ini saya ingin menyampaikan sebuah pesan penting mengenai peran dari kehadiran lagu-lagu rohani yang akan sangat berguna bagi kita untuk menghadapi hidup yang terus semakin sulit.

Ketika sebagian dari kita memiliki kesulitan untuk mengingat atau menghafal firman Tuhan, ada sesuatu di dalam otak kita yang ternyata sanggup membuat kita lebih mudah untuk menghafal lirik dari sebuah lagu. Seringkali sulit rasanya bagi kita untuk menghafal pelajaran, tetapi kita akan dengan mudah menghafal lirik lagu yang panjang atau bahkan dalam bahasa lain sekalipun. Dan lagu-lagu yang langsung mengambil ayat-ayat alkitab ini akan sangat membantu kita untuk menerima firman Tuhan. Jadi lagu-lagu seperti ini akan memiliki keuntungan ganda. Di satu sisi firman Tuhan akan masuk ke dalam ingatan kita dan tentu saja tertanam dalam hati kita, di sisi lain kita akan memuliakan Tuhan langsung lewat bibir dan lidah kita dengan menyanyikannya.

Betapa pentingnya bagi kita untuk terus mengisi diri kita dengan firman Tuhan dalam menghadapi hari-hari mendekati akhir zaman. Dalam surat Paulus kepada Timotius dua ribu tahun yang lalu ia sudah mengingatkan akan datangnya masa sukar pada hari-hari terakhir ini. (2 Timotius 3:1). Paulus berkata bahwa ini adalah masa dimana "manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah." (ay 2-4). Ini adalah masa dimana orang secara lahiriah akan terlihat seperti menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. (ay 5). Di akhir zaman seperti ini akan ada banyak orang berdosa "yang walaupun selalu ingin diajar,tetapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran" (ay 7). Alangkah riskannya untuk berada dalam keadaan seperti ini apabila kita dalam keadaan kering dan lemah. Karena itulah kita perlu membekali diri kita terus menerus dengan kebenaran firman Tuhan agar kita tidak ikut-ikutan terseret ke dalam berbagai bentuk penyesatan yang akan membinasakan kita. 

Di saat dunia modern dibombardir oleh berbagai ajaran menyesatkan yang dikemas dalam berbagai bentuk yang terlihat sangat menyenangkan atau indah, seperti menyusup lewat syair lagu misalnya, sungguh penting bagi kita untuk menguatkan diri kita agar tidak terseret ke dalamnya. Menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan selain akan menyenangkan hati Tuhan, tentu berperan sangat penting pula dalam hal tersebut. Ingatlah bahwa Tuhan bersemayam (atau dalam bahasa Inggrisnya dikatakan dwell) di atas puji-pujian kita seperti yang tertulis di dalam Mazmur 22:4. Dan Paulus berkata "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16). Kekayaan Kristus hendaknya meresap ke dalam hati kita, salah satunya lewat bermazmur, menyanyikan puji-pujian dan lagu-lagu rohani yang jumlahnya ada begitu banyak. 

Jika anda termasuk orang yang sulit menghafal dan suka bernyanyi, mengapa tidak mencobanya? Tidak peduli bagaimana suara anda, selama dinyanyikan dengan sungguh hati semua itu akan terdengar bagai alunan melodi indah di telinga Tuhan. Dan firman-firmanNya akan tertanam dalam hati kita, yang mampu menguatkan, meneguhkan, menghibur dan membawa berkat bagi kita, sekaligus menjadi kesempatan buat kita untuk memperkatakan firman. Ingatlah Tuhan berkata "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11). Tidak salah untuk mendengar lagu-lagu sekuler sepanjang isinya tidak mengajak kita untuk membangkang dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, tapi jangan abaikan pula kuasa firman Tuhan yang hadir lewat lagu-lagu ini. Selain enak untuk dinikmati dan bisa dinyanyikan, lagu-lagu ini pun akan memberi banyak hal yang bermanfaat bagi keselamatan kita. So, what are you waiting for? Let's sing God's verses today!

Lagu-lagu rohani, pujian dan penyembahan bisa mengantarkan kita memasuki hadirat Tuhan dan menjadi corong Tuhan untuk menyampaikan pesanNya pada kita


dikutip dari http://renungan-harian-online.blogspot.com/2012/05/firman-tuhan-dalam-lagu.html

BERHASIL

Ayat bacaan: Mazmur 20:5
===================
"Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan."

berhasilTerus mengalami peningkatan dalam karir, berhasil dalam bekerja, sekolah atau membangun rumah tangga tentu menjadi dambaan setiap orang. Siapa yang tidak ingin sukses? Hanya saja ada saat- saat dimana apa yang terjadi tidak berjalan sesuai rencana. Mungkin kita belum cukup serius dalam menjalaninya, mungkin ada banyak kendala, atau mungkin juga kita terlalu memaksakan kehendak, sementara apa yang kita rencanakan itu tidak sesuai dengan rencana Tuhan, bukan rencana yang baik atau mungkin juga di luar batas kemampuan kita, atau belum saatnya. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kenyataan tidak berjalan sesuai dengan rencana. Kalau kita mengacu kepada Alkitab yang berisi firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan menjanjikan dalam banyak kesempatan akan keberhasilan. Tidak satupun dari kita yang direncanakan atau sengaja dirancang untuk gagal. Tuhan bahkan menjanjikan peningkatan-peningkatan dalam segala hal yang baik sampai kita tiba pada puncaknya yaitu keselamatan.

Awal kitab Mazmur memberikan janji yang sangat indah bagi orang-orang benar.  Kitab Mazmur diawali dengan kata "Berbahagialah". Siapa yang dikatakan berbahagia? Bukan orang yang berjalan mengikuti orang jahat, orang yang ikut-ikutan berdosa, orang yang senang bergaul dengan orang-orang yang menghina Allah. Tetapi kata berbahagia ini ditujukan kepada "yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:2). Lalu bagaimana bentuk bahagia ini? Ayat berikutnya menjelaskan hal itu. "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (ay 3). Bayangkan sebatang pohon yang tumbuh di tepi aliran air, yang tidak akan pernah kekeringan dalam kondisi apapun. Dalam keadaan seperti itu pohon itu akan tumbuh sangat subur dan terus berbuah sepanjang musim. Lalu lihatlah kalimat berikutnya: apa saja yang diperbuatnya berhasil. Apa saja? Ya, janji Tuhan berbunyi apa saja. Pernahkah anda membayangkan sebuah kehidupan yang terus membawa keberhasilan? Bukankah itu terdengar sangat indah dan akan membawa kebahagiaan dalam hidup anda?

Keberhasilan bukanlah secara sempit hanya dipandang dari sudut materi, keuangan yang berlimpah, atau sebuah hidup yang sepenuhnya tanpa masalah. Adalah keliru jika kita beranggapan seperti itu. Keberhasilan pun bisa merujuk kepada keadaan dimana meskipun masalah tengah mendatangi kita, kita sama sekali tidak goyah. Bukankah kita berhasil apabila kita tidak terpengaruh oleh situasi dan tetap tegar lewat iman kita? Bukankah jika kita berhasil untuk tidak terpengaruh oleh kesesatan-kesesatan itu pun juga merupakan keberhasilan? Kita mungkin harus keluar dari zona nyaman dan mengalami sesuatu yang sulit, tapi disana Tuhan tetap membimbing dan membawa kita masuk ke dalam sebuah pengalaman baru, yang akan tetap membawa berkat, bahkan sangat mungkin jauh lebih baik dari sebelumnya. Sebuah kehidupan yang membawa pencapaian-pencapaian baru yang mungkin berawal kecil tetapi terus bertumbuh menjadi besar, bahkan lebih besar dari apa yang pernah kita pikirkan. Sebuah kesempatan dimana kita bisa melakukan yang terbaik dari diri kita, lalu mencapai hasil yang bisa jadi mencengangkan kita. Berbagai keberhasilan-keberhasilan kecil di tengah pergumulan yang akan mengarah pada sebuah keberhasilan besar kelak. Kita terus mengalami peningkatan dan bukan turun, menjadi kepala dan bukan ekor, seperti apa yang dijanjikan Tuhan dalam Ulangan 28:13.

Sekali lagi, keberhasilan yang disebutkan ini bukanlah berarti hidup tanpa masalah dan semua berjalan gampang. Ada waktunya kita harus jatuh bangun, mengalami sesuatu yang tidak nyaman atau bahkan membuat kita menderita. Kita bisa belajar dari kisah hidup Yusuf di Perjanjian Lama akan hal ini. Beberapa kali kita melihat ia mengalami ketidakadilan, tetapi berulang kali pula Alkitab menyebutkan bahwa ada penyertaan Tuhan dalam setiap langkah Yusuf, dan Roh Tuhan yang hidup di dalamnya itu membuatnya tetap berhasil ditengah penderitaan sampai pada akhirnya ia memperoleh kemenangan. Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana Tuhan mampu memutarbalikkan setiap tragedi menjadi keberhasilan-keberhasilan kecil yang kemudian berujung kepada keberhasilan final yang gemilang.

Tuhan juga berjanji: "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Untuk orang-orang yang mengasihi Tuhan, ada banyak kejutan yang luar biasa Dia sediakan. Sesuatu yang tidak pernah dilihat, didengar atau dipikirkan, itu semua akan Dia berikan untuk kita. Seperti pohon yang tumbuh di tepi aliran air, pohon itu akan terus menghasilkan buah dan tidak akan layu daunnya sama sekali dalam situasi atau musim apapun. Di dalam Tuhan ada kemenangan dan keberhasilan jauh melebihi apa yang kita pikir sebagai batas kemampuan kita. Di dalam Tuhan kita bisa mencapai keberhasilan diluar batas kemampuan kita seperti yang kita kira. Situasi saat ini mungkin masih belum kondusif, tetapi perhatikan bahwa dalam situasi yang tersulit sekalipun kita bisa berhasil jika Roh Tuhan bersama kita.

Daud berkata: "Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan." (Mazmur 20:5). Ini menjadi pegangan Daud dalam menjalani hidupnya yang sama sekali jauh dari gampang. Daud bisa mengamini itu karena ia paham betul akan satu hal, bahwa "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." (ay 7). Kemenangan akan ada dalam orang-orang yang bermegah dalam nama Tuhan, mengandalkan Tuhan lebih dari apapun. (ay 8). Kemenangan diberikan kepada raja, demikian kata Daud dalam ayat 10, dan mengingat status kita sebagai "imamat yang rajani" (1 Petrus 2:9), artinya janji itu pun tentu berlaku bagi kita. Bayangkanlah sebuah hidup yang terus dipenuhi keberhasilan dalam berbagai hal, bahkan ketika situasi sedang sangat buruk, bahkan ketika anda berpikir bahwa kesempatan anda sudah habis. Itu semua dijanjikan Tuhan kepada kita, dan bersyukurlah untuk itu. Tetaplah berjalan bersamanya, teruslah hidup dalam FirmanNya, renungkan dan kemudian lakukan, maka janji-janji Tuhan akan menjadi milik kita. Anda siap untuk berbahagia dalam kesuksesan?

Berhasil melebihi batas kemampuan pikiran kita, itu mungkin bagi orang-orang yang mengasihiNya

dikutip dari http://renungan-harian-online.blogspot.com/2012/05/berhasil.html